Infotainment
88% Pengusaha Hotel Siap Lakukan PHK, Zecky Alatas Minta Presiden Prabowo Ambil Langkah Tegas
Wartahot.news — Survei yang dirilis oleh Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengungkapkan fakta mencemaskan: sebanyak 88% pengusaha hotel mengaku akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) imbas dari efisiensi anggaran pemerintah yang tertuang dalam Inpres Nomor 1 Tahun 2025.
Survei yang melibatkan 726 responden, mayoritas pemilik hotel bintang empat di Pulau Jawa, mencatat bahwa langkah PHK menjadi opsi karena adanya penurunan pendapatan tahunan hingga 30%. Sebanyak 60,48% pengusaha menyatakan yakin akan mencatatkan kerugian sepanjang tahun 2025, sementara 56% memproyeksikan penurunan pendapatan antara 10% hingga 30%.
Tidak hanya itu, 58% responden juga menyampaikan kekhawatiran akan potensi gagal bayar pinjaman kepada bank, dan 48% lainnya memproyeksikan kemungkinan menutup operasional hotel akibat defisit yang semakin dalam.
Menanggapi kondisi ini, Ketua Umum Brigade 08 sekaligus tokoh publik, Zecky Alatas, menyatakan keprihatinannya. Ia secara khusus menyoroti dampak serius yang dirasakan oleh hotel bintang empat, baik di Jakarta maupun luar Pulau Jawa.
“Dengan defisit pendapatan hingga 30% akibat kebijakan efisiensi anggaran pemerintah, para pengusaha hotel tidak punya pilihan lain selain melakukan PHK. Hal ini berpotensi menimbulkan gelombang gagal bayar pinjaman bank dan melemahnya sektor perhotelan secara menyeluruh,” ujar Zecky.
Ia juga menyerukan kepada Presiden Prabowo Subianto untuk mengambil langkah bijaksana dan berkeadilan dalam menyikapi situasi ini.
“Kami berharap Presiden turun langsung melihat kondisi di lapangan dan mempertimbangkan untuk mengembalikan anggaran pemerintah seperti sediakala. Jika tidak ada perhatian khusus, kita berisiko menghadapi melemahnya kepercayaan para pengusaha terhadap pemerintahan, dan hal ini bisa berdampak besar pada perekonomian nasional secara keseluruhan,” tegasnya.
Zecky menambahkan bahwa dampak dari kebijakan efisiensi ini tidak hanya akan dirasakan oleh sektor perhotelan dan restoran, tetapi juga akan menjalar ke sektor lain yang saling terhubung dalam ekosistem ekonomi nasional.