News

Lantang Suarakan Penolakan Truk Tambang, Emma Rivilla Guncang DPRD Kalsel

Published

on


Banjarmasin, 17 April 2025 – Suasana ruang paripurna DPRD Kalimantan Selatan mendadak bergemuruh saat suara lantang Romeir Emma Ramadayanti Rivilla, Ketua Brigade 08 Hulu Sungai Utara (HSU), menggema di forum terbuka, Kamis (17/4). Di hadapan para wakil rakyat, Emma—yang akrab disapa Emma Rivilla—tegas menyuarakan penolakan masyarakat terhadap penggunaan jalan nasional oleh truk pengangkut batu bara.

Emma hadir bersama ratusan massa aksi dari berbagai wilayah, mulai dari Tanjung, Balangan, Barabai, Kandangan, hingga Rantau, yang tergabung dalam Brigade 08 Kalimantan Selatan. Sejumlah ormas dan LSM turut memperkuat barisan solidaritas sipil tersebut.

Jalan nasional bukan jalur tambang! Ini jelas bertentangan dengan Perda Provinsi Kalsel Nomor 3 Tahun 2008 dan Nomor 3 Tahun 2012 tentang angkutan. Pemerintah tidak boleh tutup mata,” tegas Emma, yang disambut riuh tepuk tangan dan sorakan dukungan.

Dalam orasinya, Emma membeberkan kerusakan nyata yang dialami masyarakat akibat lalu lintas truk tambang di jalan nasional: mulai dari infrastruktur yang rusak parah, tingginya angka kecelakaan, hingga terhambatnya aktivitas ekonomi dan sosial warga sekitar jalur lintasan.

“Kami hadir bukan sekadar protes. Ini adalah bentuk kebersamaan dan komitmen kami menjaga marwah hukum daerah serta menuntut pemerintah konsisten terhadap aturan yang sudah dibuat. Rakyat kecil tidak boleh terus jadi korban,” ujar Emma dalam forum resmi tersebut.

Tak hanya kata-kata, Emma juga melakukan simbolisasi budaya yang sarat makna. Ia menyerahkan sehelai kain kuning berisi tanah dari Pegunungan Meratus kepada DPRD Kalsel—sebuah pingitan yang menjadi simbol peringatan moral bagi para pengambil kebijakan.

Jika kalian menjaga alam Kalimantan, alam akan menjaga kalian. Tapi jika kalian menghancurkan alam, tanah ini akan menjadi saksi dan tak akan diam.

Aksi damai ini berlangsung dengan tertib dan di bawah pengamanan ketat aparat. Massa membawa berbagai spanduk, poster, dan petisi, dengan tuntutan utama agar distribusi batu bara dihentikan dari jalur jalan nasional dan segera dialihkan ke jalur khusus tambang sesuai regulasi.

Emma turut mengapresiasi DPRD Kalimantan Selatan yang membuka ruang dialog, namun menegaskan bahwa tindak lanjut konkret adalah hal yang utama.

“Kalau dalam waktu dekat tidak ada langkah nyata, kami akan bawa isu ini ke DPR RI. Kami tidak akan berhenti sampai keadilan ditegakkan,” tutup Emma di hadapan awak media.

Aksi ini menjadi penanda bahwa suara rakyat, terutama dari generasi muda daerah, tak bisa lagi dipandang sebelah mata. Emma Rivilla dan Brigade 08 menunjukkan bahwa advokasi akar rumput bisa berdampak besar—bahkan sampai gedung parlemen.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Trending

Exit mobile version