Budaya

Dilarang Pakai Pakaian Ini Saat Festival Waisak Borobudur

Published

on

Perayaan Waisak di Candi Borobudur, Magelang, Jateng. (Wartahot.news/Dok. InJourney)

Jakarta – Peserta pelepasan lampion dalam Festival Waisak 2025 di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah (Jateng), wajib tahu jangan memakai pakaian yang dilarang dalam acara tersebut.

“Dilarang menggunakan celana pendek, rok pendek, baju tanpa lengan ataupun transparan,” demikian siaran pers InJourney dikutip pada Senin, (5/5/2025).

Peserta pelepasan lampion pada Festival Waisak 2025 diwajibkan mengenakan busana serba putih dan sopan.

“Penjualan tiket Festival Lampion Waisak Nasional telah dibuka pada 4 Maret 2025,” kata Maya Watono, Direktur Utama (Dirut) InJourney.

Sebanyak 2.569 lampion akan diterbangkan pada puncak Perayaan Hari Tri Suci Waisak BE 2569/2025 di Kompleks Candi Borobudur.

Detik-detik Waisak tahun ini, akan jatuh pada Senin malam, 12 Mei pukul 23.55.29 WIB. Ribuan lampion yang akan menghiasi langit malam tersebut merupakan simbol cahaya perdamaian.

Maya menyampaikan, selain pelepasan ribuan lampion, Perayaan Waisak 2569 BE juga akan dimeriahkan dengan bakti sosial kesehatan pengobatan gratis, bedah minor, operasi gigi, hingga pembagian kacamata baca untuk masyarakat di sekitar Borobudur.

“Perayaan Waisak tidak hanya menjadi momen keagamaan, tetapi juga membawa kebermanfaatan,” ujarnya.

Maanfaat tersebut, lanjut Maya, terutama bagi masyarakat lokal di sekitar destinasi Candi Borobudur, melalui pergerakan wisata, UMKM, serta keterlibatan masyarakat secara langsung.

“Perayaan waisak ini jadi cerminan dari semangat kolaboratif dan inklusif yang mana seluruh lapisan masyarakat dapat menjadi bagian dari perayaan ini,” kata Maya.

Direktur InJourney Destination Management (IDM), Febrina Intan, mengatakan, pihaknya akan menjalin kerja sama dengan para stakeholder untuk memastikan seluruh rangkaian acara hingga puncak peringatan berlangsung dengan lancar dan aman.

Menteri BUMN, Erick Thohir, pada Kamis, (1/5/2025), telah mengunjungi Candi Borobudur untuk memastikan kesiapan dalam menyambut peringatan Waisak.

Selama sepekan rangkaian perayaan Waisak, diperkirakan lebih dari 40.000 umat Buddha akan mengunjungi Candi Borobudur.

“Waisak bukan hanya sebuah perayaan, tapi juga rasa mendalam yang menghubungkan jiwa dengan nilai-nilai luhur,” kata Febriana.

Untuk memberikan pengalaman yang mendalam, ujarnya, IDM mempersembahkan beberapa side event yang akan dinikmati oleh para pengunjung yang hadir di momen perayaan Waisak 2025.

Rangkaian acara tersebut antara lain bertajuk “Unveiling Borobudur” yang akan mengajak pengunjung untuk melakukan perjalanan selama 3 hari 2 malam untuk merasakan keharmonisan dalam hubungan keluarga melalui kesimbangan yang diciptakan oleh diri sendiri.

Melalui metode mindfulness dan refleksi, nilai-nilai pemahaman, kasih sayang, kesabaran, keharmonisan, dan kebijaksanaan akan semakin dirasakan.

Salah satu rangkaian Unveiling Borobudur adalah Mindful Walking Pradaksina bersama Hendrik Tanuwidjaja, yang terinspirasi dari ritual Pradaksina yang dilakukan Cakravartin Dinasti Syailendra di Borobudur.

Meditasi ini memberikan kesempatan bagi semua peserta untuk merasakan kedamaian, kebijaksanaan, dan energi positif dalam suasana sakral.

Selain itu, terdapat pula Pasar Medang sebagai salah satu Intellectual Property (IP) event dari IDM kembali hadir di Waisak tahun ini mengajak pengunjung untuk menemukan jejak kearifan lama, hangatnya sapa, aroma rempah, dan cahaya dari hati yang saling menyinari.

Pasar Medang akan menghadirkan 60 tenan UMKM yang berlokasi di area Plaza Beringin ex-Main Gate. Para pengunjung tidak hanya akan merasakan berbagai macam daharan lawas, daharan ramban dan daharan anyaran, akan tetapi juga berbagai atraksi dan workshop.

Pada tahun ini, tercatat lebih dari 1.900 pelaku UMKM lokal turut terlibat aktif dalam rangkaian perayaan Waisak, mulai dari kuliner, kriya, hingga penyedia jasa pariwisata.

Selain itu, lebih dari 1.000 tenaga kerja lokal juga dilibatkan, baik dalam hal logistik, penyambutan, pelayanan, maupun pengelolaan acara. Peringatan Waisak juga diperkirakan mendorong tingkat hunian di kawasan sekitar Borobudur.

Maya mengatakan, Perayaan Waisak tidak hanya menjadi momen spiritual, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat lokal, terutama di kawasan destinasi prioritas seperti Borobudur.

“Dengan demikian, Candi Borobudur bisa menjadi sustainable tourism melalui penyelenggaraan kegiatan yang berfokus pada spiritual,” ujar Maya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Trending

Exit mobile version