News
Waduh! Selebgram Ade Ratnasari Trauma dengan Kakaktua Resto Medan: Diduga Oknum Manajer Tak Konsisten!
Medan – Selebgram, politikus, sekaligus penasihat hukum Ade Ratnasari kini mengaku trauma dan kapok mendatangi Kakaktua Resto Medan. Pengalamannya baru-baru ini di lounge ternama itu menyisakan kekecewaan mendalam, terutama karena dugaan perilaku tak profesional dari oknum manajer yang diketahui bernama Andre, serta manajemen yang dinilai “anti kritik.”
Ade Ratnasari menceritakan awal mula kejadian bermula dari masalah internalnya dengan seorang DJ wanita di resto tersebut. Ia menegaskan, saat itu tidak ada keributan yang berarti.
“Pas aku ada masalah internal dengan talent DJ, itu kan baik-baik tidak membuat keributan di dalam,” ujar Ade saat dihubungi.
Sebelum meninggalkan lokasi, Ade bahkan sempat membagikan sejumlah uang kepada manajer, staf, dan kru live music sebagai tanda terima kasih atas empati mereka.
“Aku tidak ada buat keributan di situ. Jadi, setelah itu manajernya ikut ke parkiran dan menyampaikan bahwa atas nama Kakaktua mereka menyampaikan permintaan maaf atas ketidaknyamanannya,” kenang Ade.
Lebih dari itu, oknum manajer tersebut, yang diketahui bernama Andre, bahkan mengucapkan janji. “Pegang ucapan saya, si manajernya ini ya, Kakaktua masih di lingkungan Kakaktua pada malam itu, bahwa tidak akan lagi mengundang si talent DJ tersebut yang diketahui adalah DJ Nay,” tutur Ade, yang perkataan itu didengar langsung oleh rekan dan sopirnya malam itu. Ade hanya mengucapkan terima kasih lalu kembali ke hotel bandara.
“Anjing” dan Inkonsistensi yang Bikin Kecewa
Namun, janji manis itu ternyata tak bertahan lama. Selang empat hari, oknum manajer yang diketahui sebagai Andre itu menghubungi Ade secara pribadi melalui WhatsApp.
“Dia chat saya secara pribadi dengan screenshot IG si talent DJ itu, ya, DJ Nay itu,” ungkap Ade. Yang mengejutkan, Andre bahkan menyebut DJ tersebut dengan kata kasar.
“Nah, setelah dia screenshot, dia menyampaikan bahwa anjinglah dia menyebut si talent itu dengan kata anjing,” tambah Ade.
Tidak hanya itu, Andre juga menelepon Ade dan menyarankan agar DJ Nay di-blacklist dari beberapa klub karena Andre mengaku punya kenalan di sana.
“Namun respons saya adalah menolak dan sudah mengikhlaskan permasalahan tersebut,” tegas Ade.
Beberapa minggu kemudian, kekecewaan Ade semakin memuncak.
“Tapi pada faktanya mereka tetap mengundang,” kata Ade, merujuk pada DJ Nay yang kembali tampil di Kakaktua Resto.
“Jadi, mereka tidak konsisten dengan ucapannya dan bahkan ketika saya menyampaikan kritikan saya, malah mereka tidak menerima dan menyalahkan kritikan saya kepada Kakaktua itu sendiri.”
Ade merasa kecewa berat.
“Seharusnya, sebagai pengelola atau tempat hiburan, dia harusnya meminta maaf atas perkataan dari stafnya yang tidak bisa konsisten dan akan segera menegur. Bukan malah menyalahkan, balikan pelanggan itu,” jelasnya.
Dugaan Pemanfaatan dan Permintaan Tinjau Ulang Izin
Ade Ratnasari, yang juga seorang politikus, menduga ada motif tersembunyi di balik perlakuan oknum manajer tersebut.
“Saya sebagai tamu atau customer yang datang ke Kakaktua merasa kecewa dengan cara mereka memanfaatkan situasi, di mana mereka mendapatkan uang, berjanji tidak akan mengundang, eh, tahu-tahu diundang kembali.”
Ia merasa bahwa oknum tersebut hanya ingin memanfaatkan masalah pribadi tamunya untuk mencari keuntungan.
“Pelanggan punya masalah pribadi, kok si, apa, gender Kakaktua ini ikut campur di dalamnya. Padahal tidak ada permasalahan di dalam kafenya. Hanya mereka ingin tahu apa urusan saya dengan talent saat itu, gitu,” jelas Ade, menambahkan bahwa ia menceritakan secara pribadi dan dalam kondisi baik-baik, bahkan memberikan uang sebagai apresiasi.
Melihat pengalaman buruk ini, Ade Ratnasari meminta Pemerintah Kota Medan untuk serius meninjau ulang izin dan pajak Kakaktua Resto.
“Saya meminta kepada pemerintah Medan agar meninjau ulang, ya, meninjau ulang tempat tersebut. Dan saya periksa secara perizinan dan pajaknya, apakah sudah sesuai mekanisme dan kelayakannya, gitu. Supaya ke depannya tidak ada lagi hal-hal yang diperbuat atau dimanfaatkan,” pungkas Ade.
Ia berharap kejadian seperti ini tidak terulang dan pelanggan lain tidak mengalami trauma serupa.