Connect with us

News

Bareskrim Polri Gagalkan Peredaran 50 Kg Sabu di Balikpapan, Dua Pengedar Ditangkap

Published

on


Balikpapan – Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri bersama Polda Metro Jaya berhasil menggagalkan upaya peredaran narkotika jenis sabu seberat 50 kilogram di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Dalam operasi tersebut, dua orang terduga pengedar berinisial Rustam dan Norhidayat berhasil diamankan.

Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Brigadir Jenderal Eko Hadi Santoso, menjelaskan bahwa pengungkapan ini bermula dari informasi masyarakat yang diterima pada Rabu, 30 April 2025. Tim gabungan kemudian bergerak cepat menuju lokasi yang dicurigai, yakni Jalan Pemakaman Kilo XVI, Karang Joang, Balikpapan Utara.

“Pada 3 Mei 2025, tim melakukan observasi di lokasi yang diduga menjadi tempat transaksi narkoba,” ujar Brigjen Eko dalam keterangan resminya pada Minggu, 4 Mei 2025.

Dari hasil pengamatan, petugas mendapati sebuah mobil Toyota Avanza hitam yang terparkir mencurigakan. Tak lama kemudian, dua pria datang dengan sepeda motor dan salah satunya masuk ke dalam mobil. Polisi langsung bergerak cepat dan menangkap keduanya di tempat.

Saat digeledah, petugas menemukan satu karung besar berwarna putih dengan list biru-merah di bagasi mobil. Di dalamnya terdapat 50 bungkus teh cina berwarna kuning yang berisi narkotika jenis sabu dengan total berat bruto 50 kilogram. Selain itu, ditemukan pula satu paket obat kuat yang berisi tujuh paket kecil plastik klip berisi sabu.

Kedua tersangka mengaku barang tersebut akan disimpan sementara di rumah sebelum mendapat perintah lebih lanjut. Mereka juga mengaku membeli paket kecil sabu di Gang Langgar, daerah Samarinda Seberang.

Polisi kini tengah memburu pihak yang menyuruh kedua tersangka, serta menyelidiki jaringan peredaran sabu di wilayah Samarinda. Rustam dan Norhidayat berikut barang bukti telah dibawa ke kantor Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri untuk proses hukum lebih lanjut. Seluruh barang bukti juga akan diperiksa di laboratorium guna memastikan kandungannya.


Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News

Ironi Hinca Panjaitan: Mewakili Siapa di Mahkamah Konstitusi?

Published

on

Wartahot – Dalam sidang uji materi Perpu No. 49 Tahun 1960 tentang PUPN, yang digelar Mahkamah Konstitusi (MK), Selasa (17/6) kemarin, Hinca Panjaitan justru meminta hakim MK untuk menolak permohonan pemohon—yang sejatinya adalah warga negara biasa (rakyat) yang sedang memperjuangkan haknya di hadapan konstitusi.

Sikap itu menimbulkan pertanyaan fundamental: mewakili siapa sebenarnya Hinca berbicara? Bila ia mengklaim mewakili DPR RI, maka ini bertentangan dengan fungsi dasar DPR sebagai wakil rakyat dan pembuat undang-undang.

“Justru dalam forum pengujian undang-undang di MK, peran DPR adalah membantu Mahkamah dengan memberikan keterangan yang memperkuat argumentasi konstitusional, termasuk bila ada ruang untuk perbaikan norma hukum demi kepentingan rakyat,” kata Andri Tedjadharma, kecewa dengan sikap DPR itu.

Alih-alih mendengar suara rakyat yang menjadi korban penerapan Perpu yang sudah usang, terbit di era orde lama, Hinca tampil seolah sebagai pembela Perpu yang cacat logika dan keadilan, serta menjadi corong narasi pemerintah yang dinilai Andri telah bertindak sewenang-wenang dengan menetapkan dirinya sebagai penanggung utang, bahkan menyita seluruh harta pribadinya dan keluarga.

“Ini adalah pengingkaran terhadap mandat legislatif dan sekaligus pengabaian terhadap fungsi representasi rakyat. DPR adalah wakil rakyat. Bukan wakil pemerintah,” seru Andri.

Rakyat Dikriminalisasi

Kasus yang diuji bukan basa-basi. Ini tentang penyitaan paksa terhadap harta warga negara, Andri Tedjadharma, pemegang saham Bank Centris. Penyitaan itu dilakukan Satgas BLBI dan Kemenkeu yang menetapkan Bank Centris sebagai obligor BLBI dan Andri sebagai penanggung utang dengan dasar audit BPK 2006.

Padahal, audit BPK 2006 tentang PKPS itu justru dengan gamblang menunjukkan Bank Centris bukan obligor BLBI dan Andri bukan penanggung utang. Karena, tidak masuk dalam daftar PKPS. Mereka dialihkan penanganannya ke Kejaksaan Agung dan menunggu putusan MA.

“Pemerintah ga baca, DPR juga ga baca. Negara apa kalau seperti ini,” ujar Andri melampiaskan emosinya. Ia menilai DPR membiarkan dirinya sendiri dipakai untuk membenarkan kekeliruan pemerintah. DPR lupa fungsinya sebagai pengawas pelaksanaan undang-undang.

Karenanya, Andri berharap Mahkamah Konstitusi, melihat substansi perkara dari uji materi Perpu PUPN. “Saya bukan penanggung utang. Saya telah buktikan berdasar bukti-bukti dari pemerintah sendiri, yakni Audit BPK yang telah disahkan majelis hakim di PN Jakarta Selatan, tahun 2000,” jelasnya.

“Saya titipkan harapan terakhir pada logika dan nurani hukum. Kepada media independen, kami serukan: jangan ikut bungkam. Buka fakta ini. Sorot keganjilan ini,” imbuh Andri Tedjadharma.

Bukan Soal Kalah Menang

Lebih jauh, Andri menegaskan, uji materi di sidang Mahkamah Konstitusi, tidak ada yang dibenarkan atau dikalahkan sebagai pribadi. Karena yang diuji adalah norma untuk keadilan hukum itu sendiri.

“Permohonan untuk menolak pemohon adalah kekeliruan mendasar — karena yang dipersoalkan bukan pemohonnya, melainkan pasal-pasal undang-undang yang berpotensi melanggar konstitusi dan hak asasi manusia,” jelas Andri.

Ia menambahkan, “kita tidak sedang berpihak. Kita sedang mencari kebenaran yang murni, yang tidak ditipu oleh pikiran kita sendiri. Kalau DPR saja tak mampu memahami itu, barangkali kita sedang diperintah oleh mereka yang buta terhadap makna keadilan.”

Continue Reading

News

Brigjen TNI Yudha Airlangga Resmi Jabat Dankoopssus TNI, Punya Rekam Jejak Militer Cemerlang

Published

on


Jakarta — Brigadir Jenderal TNI Yudha Airlangga resmi ditunjuk sebagai Komandan Komando Operasi Khusus (Dankoopssus) TNI menggantikan posisi sebelumnya sebagai Wakil Komandan Jenderal (Wadanjen) Kopassus. Penunjukan ini merupakan bagian dari mutasi 117 Perwira Tinggi (Pati) TNI yang dilakukan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto pada Selasa, 27 Mei 2025.

Koopssus TNI merupakan satuan elit yang berada langsung di bawah komando Panglima TNI dan beranggotakan personel terpilih dari tiga matra: TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. Sejak dibentuk pada 30 Juli 2019, Koopssus memiliki tugas utama dalam menghadapi ancaman terorisme yang membahayakan kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, baik di dalam maupun luar negeri.

Brigjen Yudha Airlangga adalah abituren Akademi Militer tahun 1997 yang memiliki rekam jejak militer yang mengesankan. Pria kelahiran Surabaya, 26 Juli 1976 ini pernah menjabat berbagai posisi strategis di tubuh TNI AD, termasuk sebagai Asops Kasdam VI/Mulawarman (2019–2021), Wadanrindam II/Sriwijaya (2021–2022), dan Danrem 071/Wijayakusuma (2022–2023).

Kariernya terus melesat saat dipercaya memimpin Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Pusdiklatpassus) Kopassus pada tahun 2023. Ia kemudian menjabat Wadanjen Kopassus hingga akhirnya diangkat menjadi Dankoopssus TNI pada 2025.

Sebelumnya, Yudha juga pernah menjabat sebagai Komandan Satuan 81/Kopassus (2018–2019), Asisten Perencanaan Danjen Kopassus (2017–2018), Dansepara Pusdikpassus (2013), hingga Danyon 811/Aksus Sat-81 Kopassus (2012–2013).

Selain dikenal sebagai perwira berprestasi, namanya tercatat dua kali dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Pertama, sebagai penggagas pengibaran bendera merah putih terbesar berukuran 33,5 x 22,5 meter di Batujajar, Bandung Barat pada 11 April 2015. Kedua, sebagai satu dari 14 peterjun yang mengibarkan bendera merah putih ukuran 9 x 6 meter pada 19 Maret 2019.

Penunjukan Brigjen TNI Yudha Airlangga sebagai Dankoopssus TNI menandai babak baru dalam kiprah perwira-perwira muda TNI yang berdedikasi tinggi dalam menjaga keutuhan NKRI melalui satuan-satuan elite TNI.


Continue Reading

News

Ini Pesan BMKG di Forum ‎Tingkat Tinggi UNOC

Published

on

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati. (Wartahot.news/Dok. BMKG)

Jakarta –‎ Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, menghadiri forum tingkat tinggi United Nations Ocean Conference (UNOC).

Dwikorita di Jakarta, Senin, (16/6/2025), mengatakan, dirinya hadir mewakili Pemerintah Indonesia dalam forum UNOC yang berlangsung selama dua hari di Nice, Prancis.

Dwikorita dalam forum tersebut menyampaikan pentingnya keberlanjutan sistem peringatan dini bencana di tengah tantangan kepemimpinan daerah yang kerap berubah-ubah. 

Peningkatan kesadaran dunia terhadap mitigasi bencana, khususnya bencana hidrometeorologi dan tsunami, kata Dwikorita, merupakan kabar baik dan sangat diapresiasi. 

Namun, lanjut dia dalam forum yang berlangsung pada 9–10 Juni 2025‎ tersebut, peningkatan kesadaran saja tidak cukup jika tidak disertai dengan kesinambungan tindakan nyata di tingkat lokal atau daerah.

“Satu kota di Indonesia sudah kami siapkan dengan sistem peringatan dini tsunami secara komprehensif,” ujarnya.

Semua unsur terlibat, dari pembuat kebijakan, peneliti, universitas, masyarakat hingga pemimpin daerah. Tapi ketika kepemimpinan di daerah tersebut berganti, semua kebijakan itu “masuk laci”. 

“Tiga tahun kemudian, tsunami terjadi. Dan mereka tidak siap,” kata Dwikorita.

Ia menggarisbawahi bahwa bencana di era perubahan iklim kini semakin tidak bisa diprediksi. Contohnya, munculnya Siklon Tropis Seroja tahun 2021 yang secara teori tidak seharusnya terbentuk di dalam wilayah tropis Indonesia, yaitu Wilayah yang berada diantara 10 derajat Lintang Utara hingga 10 derajat Lintang Selatan. 

“Siklon tropis seharusnya tidak terbentuk di dalam zona tropis trrdebut, namun kenyataannya hal tersebut terjadi,” tandasnya.‎

Menurut dia, peristiwa itu menjadi bukti bahwa pendekatan mitigasi dan peringatan dini harus terus dikembangkan dan tidak boleh bergantung pada keberuntungan semata.

“Ini mengejutkan kami dan menunjukkan bahwa tantangan bencana semakin tidak terduga,” tegasnya.

Dalam konteks penguatan sistem peringatan dini, Dwikorita juga menyoroti pentingnya inovasi teknologi dan observasi laut dalam, yang terus berkembang di banyak negara. 

Namun ia mengingatkan bahwa teknologi tanpa dukungan sosial-politik yang konsisten akan sia-sia.

“Kita belajar bahwa saat semua orang siap, entah bagaimana bencana tidak terjadi,” katanya. 

“Tapi saat kita mulai lengah, bencana bisa datang. Inilah refleksi penting yang harus dijaga kesinambungannya oleh semua pihak,” ujarnya.

Dwikorita mengapresiasi pelajaran dari berbagai negara seperti Jamaika, Afrika Selatan, Brasil, dan negara-negara Pasifik, yang menjadi inspirasi dalam membangun ketahanan menghadapi bencana laut. 

Namun menurut Dwikoritka, pembelajaran terpenting tetap berada pada bagaimana menjaga kesinambungan komitmen, terutama di level lokal atau daerah.

Continue Reading

TERKINI

Sosial3 hours ago

Anissa Quinn Deanda, Siswi SMPN 95 Jakarta Utara yang Aktif dan Penuh Prestasi

Jakarta — Sosok muda penuh semangat dan inspiratif datang dari Jakarta Utara. Dialah Anissa Quinn Deanda, siswi SMPN 95 Jakarta...

Entertainment5 hours ago

Firman Blank Kembali! Sukses Raih Gelar Profesi Advokat, Kini Siap Rilis Album Ketiga

Wartahot — Setelah cukup lama tak muncul di layar kaca dan jagat hiburan Tanah Air, musisi nasional Firman Blank akhirnya...

News1 day ago

Ironi Hinca Panjaitan: Mewakili Siapa di Mahkamah Konstitusi?

Wartahot – Dalam sidang uji materi Perpu No. 49 Tahun 1960 tentang PUPN, yang digelar Mahkamah Konstitusi (MK), Selasa (17/6)...

News2 days ago

Brigjen TNI Yudha Airlangga Resmi Jabat Dankoopssus TNI, Punya Rekam Jejak Militer Cemerlang

Jakarta — Brigadir Jenderal TNI Yudha Airlangga resmi ditunjuk sebagai Komandan Komando Operasi Khusus (Dankoopssus) TNI menggantikan posisi sebelumnya sebagai...

News4 days ago

Ini Pesan BMKG di Forum ‎Tingkat Tinggi UNOC

Jakarta –‎ Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, menghadiri forum tingkat tinggi United Nations Ocean Conference (UNOC). Dwikorita di...

Entertainment5 days ago

Yulia Peers Menikah dan Bangun Bisnis Baru, Tetap Sisakan Harapan untuk Putrinya Frederika Cull

JAKARTA — Kabar bahagia datang dari Yulia Peers, ibunda dari Frederika Alexis Cull, finalis Puteri Indonesia 2019 yang juga sempat...

Entertainment5 days ago

Sexy Goath Gandeng Zoe Levana Rilis Lagu SATU JAM SAJA

JAKARTA – Sexy Goath, rapper yang mulai dikenal lewat lagu-lagu unik seperti Wagelaseh, Sa Ae Lau, dan Pow Pow Pow,...

Entertainment1 week ago

Melly Goeslaw Garap Soundtrack Hayya 3: Gaza Tanpa Bayaran: 100% untuk Palestina

JAKARTA – Musisi senior Melly Goeslaw kembali dipercaya mengisi soundtrack film layar lebar, kali ini untuk film bertema kemanusiaan berjudul...

Hukum1 week ago

Satgas PKH Tertibkan Kawasan Hutan di 3 Provinsi

Jakarta – ‎Tim Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH) beraksi menertibkan kawasan hutan di beberapa provinsi, di antaranya untuk mengembalikan 3 juta...

Hukum1 week ago

Update Kasus Pembunuhan WN Kamerun, Keluarga dan Kuasa Hukum Agus Susanto Berharap Polisi Tuntaskan Kasus

Bogor — Kuasa hukum Dewi Anggraini, korban keluarga dari kasus dugaan pembunuhan WNA asal Kamerun, mendesak aparat kepolisian untuk mempercepat...

Trending