Ekonomi
Dukungan Penuh Tokoh Penting di Grand Opening Thelas Cafe: Harapan untuk Pertumbuhan Ekonomi Lokal
Bekasi – Suasana meriah menyelimuti acara Grand Opening Thelas Cafe, destinasi kuliner dan hiburan terbaru yang berlokasi di Jalan Jatiasih No.252, Jatiasih, Kota Bekasi, digelar pada Minggu 10 Agustus 2025 secara simbolik pengguntingan pita oleh Walikota Kota Bekasi, Tri Adhianto Tjahyono didampingi owner dan Direktur Thelas Cafe Muhammad Naufal Mulya Ramdhany.
Walikota Tri mengatakan, patut berbangga dan bersyukur dengan dibukanya Thelas Cafe yang juga dikombinasikan dengan perawatan mobil menjadi satu one stop untuk para warga masyarakat Yang bisa ngopi dan makan sambil mencuci kendaraanya, bisa menjadi tempat nongkrong alternatif. Ya buat warga masyarakat jadi asik, gak perlu jauh-jauh karena tempatnya nyaman. ” Tentu dilayani dengan penuh kebaikan Senyum disini, yang tadi penjaganya senyum semua. Mudah-mudahan sukses Dan tentu harapannya adalah semakin banyak usaha yang bisa berkembang Sehingga bisa menerap tenaga kerja, ekonomi tumbuh Dan terutama setelah semua itu ada satu tempat kita beraktifitas, tidak perlu harus jauh-jauh buat keluarga Tapi sudah bisa menikmati situasi buat kita menjadi lebih nyaman,” kata Walikota.
Hadir juga Camat Jatiasih Ashari, S.T., M.M, Ketua RW, sejumlah tokoh penting, komunitas, dan warga sekitar, menciptakan nuansa hangat dan penuh kekeluargaan.
Tanda rasa syukur kepada Allah SWT atas Grand Opening Tahles Cafe dilakukan juga pemotongan tumpeng oleh Direktur Thelas Cafe Muhammad Naufal Mulya Ramdhany didampingi komisaris/owner CV.Temu Rasa Industri, Mulyadi yang juga bapak dari direktur Thales Cafe.
Mulyadi menyampaikan sangat bahagia karena bisa berkumpul di acara Grand Opening Thales Cafe. “Mudah-mudahan, usaha yang kami rintis ini bisa sukses dan bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat sekitar, serta menjadi inspirasi bagi generasi muda di masa depan,” harapnya.
“Usaha ini akan dilanjutkan oleh anak saya. Saya sengaja mendirikan usaha ini seperti ini, belajar dari negara lain yang membina usaha dan kemudian diteruskan oleh anak cucunya secara turun-temurun. Saya sangat antusias dengan usaha semacam ini. Saya ingin usaha ini bisa terus berlanjut di generasi berikutnya.Semoga pembukaan ini tidak hanya sebatas usaha, tetapi juga dapat membantu masyarakat sekitar. Anak saya dan saya sendiri masih sangat baru dalam berwirausaha, oleh karena itu kami mohon dukungan dari seluruh warga sekitar,” ungkap Mulyadi yang dikenal sebagai pengusaha sukses berbagai bidang
Mulyadi tak lupa ucapkan terimakasih terhingga atas dukungan istri dan ibunya “Mereka selalu berdoa agar saya bisa membuka tempat usaha ini. Dan akhirnya, doa-doa tersebut terkabul,” tandasnya.
“Tujuan saya mendirikan tempat ini bukan hanya di sini, tetapi juga di seluruh Indonesia, seperti kafe-kafe lainnya. Target saya adalah generasi muda. Saat ini, generasi muda terlalu sering menggunakan gawai. Dengan adanya kegiatan di sini, saya berharap mereka bisa mengurangi penggunaan gawai dan melakukan aktivitas yang lebih positif. Saya melihat, banyak dari kita yang bangun tidur, bahkan saat berkumpul dengan teman-teman, selalu dengan gawai. Oleh karena itu, saya ingin tempat ini bisa menjadi wadah bagi generasi muda, khususnya karang taruna, untuk berkumpul dan berinteraksi,” kata Owner Thelas Cafe, Mulyadi
Ia menjelaskan Thales Cafe setiap malam minggu mengadakan acara, seperti live music atau kegiatan lainnya. Ia pun minta maaf kepada warga Jika nanti sedikit mengganggu kenyamanan warga.
“Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Jika ada yang ingin bergabung dan bersenang-senang, silakan datang pada malam minggu.
Sementara itu, Camat Jatiasih Ashari yang turut hadir memberikan apresiasi atas hadirnya Thelas Cafe sebagai ruang baru untuk interaksi sosial dan pertumbuhan ekonomi lokal. Hadir pula jajaran Polsek Jatiasih, perwakilan lurah setempat, tokoh masyarakat, serta beberapa komisaris BUMN yang menambah kesan prestisius acara ini.
Kemeriahan semakin terasa dengan hiburan menghadirkan biduan Kota Bekasi dan hadirnya tamu Artis Sugigi dan partisipasi aktif para ibu-ibu yang bersemangat mengikuti rangkaian acara, bersenda gurau, dan menikmati hidangan khas Thelas Cafe. Alunan musik menambah suasana hangat yang menyatukan berbagai kalangan, dari keluarga, komunitas, hingga tamu undangan VIP.
Direktur Thelas Cafe Muhammad Naufal Mulya Ramdhany menjelaskan bahwa tempat ini mengusung konsep modern-restro yang memadukan kenyamanan desain masa kini dengan sentuhan nostalgia.
“Kami ingin Thelas Cafe menjadi tempat di mana semua orang bisa berkumpul, menikmati hidangan berkualitas, dan merasa seperti di rumah sendiri,” ujarnya.
Bartender Angga mengutarakan, Thelas Cafe menghadirkan menu istimewa yang diracik secara khusus untuk memanjakan lidah pengunjung, mulai dari minuman kopi pilihan gula aren.
“Hingga hidangan ringan kreatif, hingga makanan utama bercita rasa tinggi. Tidak hanya sekadar tempat makan, Thelas Cafe juga dirancang sebagai wadah komunitas, ruang seni, dan lokasi pertemuan bisnis santai,” tambah Supervisor Jayadi.
Thelas Cafe kini resmi dibuka untuk umum setiap hari mulai pukul 09.00 hingga 22.00 WIB. Para pengunjung dapat menikmati suasana nyaman, hidangan istimewa, dan hiburan musik yang akan menghidupkan malam. Datanglah bersama keluarga, sahabat, atau rekan kerja, dan rasakan kehangatan yang ditawarkan Thelas Cafe.
Ekonomi
Mitra Visual Group All-Out di JAVME 2025: Bikin Booth Raksasa 3 Kali Lebih Besar!
JAKARTA – Mitra Visual Group (MVG) memang enggak ada matinya! Brand penyedia alat-alat event profesional ini kembali bikin gebrakan besar di pameran Jakarta Audio Video Music Expo (JAVME) 2025. Enggak tanggung-tanggung, MVG datang dengan booth pameran terbesar yang luasnya mencapai 550 meter persegi, alias hampir tiga kali lipat dari tahun sebelumnya!
Denny Riestanto, Founder Mitra Visual Group, bilang kalau booth segede ini bukan cuma buat pamer, tapi buat menghormati para partner mereka.
“Ini partisipasi kami yang kedua di JAVME, dan kami sengaja bikin booth terbesar lagi. Booth ini didedikasikan buat semua partner kami, yang kami sebut MVG Partner. Biar teman-teman makin bangga dan yakin kalau produk dari MVG itu kualitasnya top buat event-event profesional,” jelas Denny.
Surga Perlengkapan Event dari LED Sampai Hoist
Di booth raksasa itu, MVG memamerkan total delapan lini produk andalan. Intinya, semua perlengkapan panggung dan event ada, kecuali sound system.
Apa aja yang dipamerkan?
- Jagoan Utama: LED Videotron (Qiangli, Fabulux, Lampro). MVG mengklaim menguasai hampir 40% pasar LED di Indonesia, lho!
- Pelengkap Panggung: Lighting (MEANREAL), Special Effect (Moka SPX), Truss/Rangka (Aluminum), dan produk terbaru mereka, Hoist (Mode).
Denny juga membocorkan rahasia kenapa MVG kuat banget: komunitas. Mereka punya komunitas antar pemilik rental event yang solid banget. “Komunitas ini penting banget buat kolaborasi, apalagi kalau lagi ada proyek besar,” katanya.
Target Jadi Toko Serba Ada Khusus Event
Yafet Victor Tanamal, CEO Mitra Visual Group, menambahkan bahwa bisnis LED di Indonesia lagi meroket.
“Perkembangan LED itu cepat banget. Proyektor sekarang hampir semua diganti LED. Respon pasar Jakarta juga luar biasa, padahal kita baru dua tahun masuk sini,” ungkap Yafet.
Meskipun 80% omset MVG dari LED, mereka kini mulai merambah ke produk lain, termasuk bikin pabrik Truss sendiri.
“Kami bisa dibilang satu-satunya perusahaan yang menyediakan kebutuhan stage event equipment selengkap ini. Target kami tinggal satu: launching produk Audio. Setelah itu, kita jadi one-stop-shop!” tegas Yafet.
Promo Unik dan Harapan Tahun Depan
Buat para pengunjung JAVME 2025, MVG punya promo yang bikin penasaran: “Silakan negosiasi sampai deal selama pameran.”
Meskipun industri event sempat lesu karena efisiensi anggaran pemerintah, MVG optimis tahun depan akan jadi tahun kebangkitan. Mereka berharap tidak ada lagi pembatasan, sehingga roda ekonomi bergerak, dan produk-produk MVG bisa diserap habis oleh para partner rental di seluruh Indonesia.
Ekonomi
Hey Bali Hadirkan Layanan Praktis bagi Wisatawan: Dari Adaptor Gratis hingga Bantuan Barang Tertinggal
Bali — Masifnya kedatangan wisatawan ke Bali pascapandemi tak hanya membawa dampak ekonomi positif, tetapi juga menghadirkan persoalan praktis yang kerap luput dari perhatian. Di balik gemerlap destinasi wisata kelas dunia, banyak pelancong menghadapi kesulitan sederhana seperti mencari colokan listrik yang sesuai, barang tertinggal di penginapan, hingga kebingungan mencari tempat menitip bagasi setelah check-out. Hal-hal kecil ini sering mengganggu kenyamanan dan dapat meninggalkan kesan kurang menyenangkan selama berlibur di Pulau Dewata.
Lonjakan wisatawan asing yang kini mencapai lebih dari lima juta orang per tahun membuat fenomena tersebut semakin terasa. Data Dinas Pariwisata Bali menunjukkan bahwa angka kedatangan yang tinggi tidak selalu diiringi layanan pendukung yang memadai, terutama di level kebutuhan praktis harian para wisatawan.
Untuk menjawab persoalan tersebut, sejumlah pihak mulai mengambil pendekatan yang berangkat dari kepedulian. Tujuannya sederhana: memastikan tamu merasa nyaman sejak hari pertama hingga akhir kunjungan, dengan menyediakan solusi untuk masalah kecil namun penting.
Salah satu inisiatif yang bergerak di ranah ini adalah Hey Bali, layanan di bawah PT Hey Timur Indonesia yang berbasis di Denpasar. Sejak pertengahan 2023, program ini fokus menyediakan bantuan praktis, termasuk adaptor listrik gratis bagi wisatawan.
“Hal-hal kecil seperti perbedaan bentuk colokan listrik bisa menimbulkan stres yang tidak perlu bagi wisatawan. Kami ingin membantu tanpa perhitungan bisnis. Tujuannya agar tamu merasa tenang sejak hari pertama di Bali,” ujar pendiri sekaligus Direktur Utama Hey Bali, Giostanovlatto Sinantong, dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada awal November 2025.
Adaptor standar Indonesia (tipe C dan F) dapat diambil secara cuma-cuma di pusat layanan Hey Bali di Kuta. Setiap kelompok wisatawan diperbolehkan mengambil satu adaptor untuk mendorong penggunaan ulang dan mengurangi limbah elektronik.
Selain itu, Hey Bali juga menyediakan bantuan untuk barang tertinggal di penginapan. Lewat koordinasi dengan berbagai akomodasi, tim mereka membantu melacak dan mengirimkan kembali barang tersebut hingga ke negara asal wisatawan. “Tidak ada biaya layanan dari kami. Wisatawan hanya menanggung ongkos kirim. Prinsipnya, kami membantu seperti membantu teman yang sedang kesulitan,” ujar Giostanovlatto.
Pendekatan tanpa tarif ini terinspirasi dari filosofi Tri Hita Karana, nilai hidup masyarakat Bali yang menekankan harmoni antara manusia, alam, dan sesama. “Kami berangkat dari nilai itu. Membantu tidak perlu alasan khusus,” katanya.
Meski berorientasi sosial, aktivitas Hey Bali tetap memberi dampak ekonomi lokal. Pusat layanan mereka mempekerjakan warga sekitar Kuta dan bekerja sama dengan penginapan, kurir, serta penyedia transportasi kecil. Layanan penitipan bagasi dengan tarif terjangkau juga tersedia bagi wisatawan dengan bujet terbatas. “Kami ingin Bali ramah bagi semua kalangan, bukan hanya wisatawan premium,” ucap Giostanovlatto.
Inisiatif sederhana tersebut bahkan menarik perhatian media internasional. Pada Oktober 2025, USA Today menyoroti program ini dalam artikel berjudul “Hey Bali Initiative Simplifies Travel with Adapter Access and Lost-Item Support.”
Giostanovlatto menutup keterangan dengan optimisme bahwa kebaikan kecil pun dapat memberi dampak besar. “Hey Bali hanya berperan kecil di tengah industri besar, tapi kami percaya kontribusi seperti ini bisa memperkuat reputasi Bali di mata dunia,” ujarnya.
Ekonomi
Hari Buruh, Ekonom INDEF: Masih Banyak Buruh Belum Terpenuhi Hak Dasarnya
Jakarta – Ekonom Institute for Development Economics and Finance (INDEF), Prof Didik J Rachbini mengatakan, buruh harus mendapat perlindungan dan kepastian akan hak dasarnya.
Didik di Jakarta, Jumat, (2/5/2025), menilai, hingga Hari Buruh Internasional kemarin masih banyak buruh yang belum mendapatkan hak dasarnya.
“Masih banyak pekerja yang belum menikmati hak-haknya secara penuh,” ujarnya.
Adapun hak-hak dasar buruh tersebut, lanjut Didik, yakni upah layak, perlindungan hukum, dan kepastian kerja. Negara dan perusahaan harus menjadikan perlindungan buruh sebagai fondasi keberlanjutan ekonomi.
“Perlindungan bukan beban, tetapi investasi jangka panjang yang menciptakan stabilitas dan loyalitas di tempat kerja,” ujarnya.
Rektor Universitas Paramadina Jakarta ini, lebih lanjut menyampaikan, negara sudah memulai membangun sistem asuransi kesehatan dan ketenagakerjaan, yang sudah berjalan cukup baik pada tingkat nasional, meskipun masih ada kelemahan.
Menurut Didik, dalam dunia yang penuh ketidakpastian—baik karena krisis ekonomi maupun disrupsi teknologi—keberadaan sistem jaminan sosial yang inklusif menjadi sangat penting.
“Ini bukan hanya soal perlindungan, tetapi juga soal keadilan dan solidaritas sosial,” tandasnya.
Pada tingkat perusahaan perlu dibangun lingkungan kerja yang aman dan nyaman. Tempat kerja yang bebas dari kekerasan, diskriminasi, dan tekanan psikologis merupakan syarat mutlak untuk mendukung produktivitas.
“Ruang kerja yang sehat secara fisik dan mental akan mendorong lahirnya inovasi, loyalitas, dan kerjasama tim yang kuat,” ujarnya.
Budaya kerja yang menghargai keberagaman, inklusif, dan berlandaskan nilai kemanusiaan adalah kunci menciptakan suasana kerja yang positif.
Tidak ada pembangunan ekonomi yang sukses tanpa buruh yang sejahtera, produktif dan inovatif. Karena itu, menyejahterakan buruh dan menjadikan produktif merupakan landasan pembangunan ekonomi.
“Jika buruh sejahtera, maka hampir seluruh rakyat sejahtera,” ujarnya.
Didik dalam pernyatan mengenai Refleksi Hari Buruh 2025, menyampaikan, kehidupan, perbuatan, kegiatan manusia pada dasarnya berpegang pada prinsip universal keseimbangan.
Dalam prinsip universal keseimbangan ini, maka makna refleksi hari buruh ini harus berpegang pada keseimbangan antara produktivitas dan kesejahteraan.
“Melawan prinsip keseimbangan ini akan merusak tatanan sistem ekonomi, produksi, dan manajemen korporasi,” katanya.
Dunia usaha perlu mendapat hasil yang produktif dari para pekerjanya agar perusahaan untuk dan berjalan sinambung. Sebaliknya, kesejahteraan buruh pekerja adalah nilai dasar, yang harus diwujudkan.
“Kesejahteraan adalah tujuan utama umat manusia, tetapi itu tidak dapat dicapai tanpa bekerja produktif,” ujarnya.
Didik berpendapat bahwa Hari Buruh bukan sekadar peringatan tahunan, tetapi momentum untuk merefleksikan kembali hubungan antara dunia kerja dan kesejahteraan pekerja.
“Hubungan tersebut prinsipnya adalah keseimbangan. Buruh bukan sekadar roda penggerak ekonomi, melainkan subjek utama pembangunan,” katanya.
Oleh karena itu, memperingati Hari Buruh harus menjadi ajang meneguhkan komitmen untuk menciptakan ekosistem kerja yang produktif sekaligus manusiawi.
Di tengah persaingan global yang ketat, produktivitas menjadi kunci keberhasilan perusahaan. Namun, produktivitas tidak boleh hanya dilihat dari sisi output semata.
“Ia harus lahir dari proses kerja yang sehat, adil, dan memanusiakan pekerja,” tandasnya.
Pekerja yang sehat secara fisik dan mental, yang dihargai kontribusinya, akan memiliki semangat dan motivasi lebih besar dalam meningkatkan performa kerja.
“Karena itu, buruh harus mendapat perlindungan dan kepastian akan hak dasarnya,” ujar dia.
-
News4 weeks agoAde Ratnasari Memutuskan Mundur dari PT Indo Bali, Sampaikan Kekecewaan atas Pemenuhan Hak sebagai Direktur
-
News3 weeks agoPutri Ariyanti Haryo Wibowo Resmi Laporkan Direktur PT Sup ke Polda Bali
-
Ekonomi3 weeks agoHey Bali Hadirkan Layanan Praktis bagi Wisatawan: Dari Adaptor Gratis hingga Bantuan Barang Tertinggal
-
Infotainment2 weeks agoVirgoun Jadi Sorotan, Eks Istri Inara Rusli Dilaporkan atas Dugaan Skandal Asmara!
-
Sosial3 weeks agoSedang Viral, Tokoh Utama Relief Borobudur Ternyata Semar
-
Entertainment3 weeks agoTeresa Sylviliana Rayakan Ulang Tahun dengan Musik Baru dan Aksi Berbagi, Setelah Pecahkan Rekor di Usia 10 Tahun
-
Infotainment2 weeks agoRasakan Sensasi Tokyo Lewat VR: “Walk Tokyo: Virtual Journey” Hadir di Mall of Indonesia, Gratis untuk Semua Pengunjung
-
News3 weeks agoPolri Tindak Tegas Kasus Penganiayaan di Depok, Wujud Konsistensi Penegakan Hukum dan Pelayanan Masyarakat
